Penerapan dan Manfaat Logika Dalam Kehidupan Sehari-hari

Pengertian Logika

Logika merupakan salah satu cabang ilmu filsafat yang dalam pembahasannya logika tidak dijelaskan secara rinci, hanya digunakan untuk mempelajari bernalar sebagai kecakapan hidup, berpikir secara lurus, tepat, runtut, dan teratur, yang merupakan penerapan logika dalam kehidupan keseharian.

Secara terminologis, logika didefinisikan sebagai suatu teori tentang penyimpulan yang sah. Logika itu sendiri berasal dari kata logos yang bermakna hasil nalar yang diutarakan dalam kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika disebut juga sebagai alat untuk menjaga dari kesesatan bernalar. Seseorang membutuhkan kemahiran bernalar logis agar dapat menghasilkan kesimpulan yang benar.

Pada dasarnya penalaran identik dengan suatu bentuk pemikiran. Adapun bentuk pemikiran mulai yang paling sederhana berupa pengertian (konsep), proporsisi (pernyataan) dan penalaran itu sendiri. Tidak ada proporsisi tanpa konsep, dan tidak ada penalaran tanpa proporsisi. Maka untuk memahaminya dibutuhkan ketiga bentuk pemikiran tersebut.

Berpikir logis merupakan berpikir dengan cara yang benar/masuk akal dan sesuai dengan hukum logika. Untuk dapat mengungkapkan kebenaran pernyataan tersebut, harus disertai dengan bukti-bukti yang ada dalam proses pengambilan sebuah keputusan.

Logika dan Algoritma

Memahami Konsep, Proporsisi dan Penalaran

Pengertian (Konsep)

Pengertian (konsep) indentik dengan sesuatu yang abstrak, namun pengertian tersebut tergantung dari ketepatan dalam melakukan observasi dan bisa dikategorikan sebagai masalah fisik. Karena saat melakukan observasi, kita menggunakan indera sehingga terbentuklah pengertian yang dinyatakan sebagai data dalam proses berfikir.

Pernyataan (Proporsisi)

Dalam proses terjadinya pembentukan proporsisi terjadi hal-hal sebagai berikut :

  • Proses perangkaian dan pengingkaran

Proses perangkaian kata akan menghasilkan proporsisi. Contoh: “sapi cokelat itu melenguh” kata “melenguh” akan menerangkan tentang “sapi cokelat”. Berdasarkan hal tersebut, maka muncul predikat sebagai pengertian yang menerangkan dan subjek sebagai pengertian yang diterangkan. Sehingga terbentuk pola P=S

Tetapi jika dalam proses perangkaian terjadi pengingkaran, maka proporsi yang terbentuk adalah “sapi cokelat itu tidak melenguh” sehingga akan terbentuk pola P¹S.

  • Proses pengakuan

Dalam pembentukan proporsisi terjadi proses pengakuan bahwa sapi cokelat itu memang tidak   melenguh atau memang sapi cokelat itu yang melenguh. Jelas diketahui bahwa proporsisi mengandung sifat benar atau salah.

  • Proses mengkombinasikan proporsisi

Proses mengkombinasikan proporsisi akan diperoleh proporsisi baru yang disebut dengan proporsisi majemuk, sedangkan proporsisi yang diperoleh bukan dari kombinasi disebut dengan proporsisi atomik.

Penalaran

Berdasarkan obeservasi sejumlah proporsisi sejenis yang dianggap benar akan membentuk sebuah poporsisi baru yang sebelumnya tidak diketahui, proses inilah yang disebut dengan penalaran.

Penalaran dibedakan menjadi dua bagian yaitu :

  • Pola Nalar Deduktif

Proses penalaran untuk menarik kesimpulan berdasarkan pernyataan benar yang umum ke  khusus. Contonya perhatikan pernyataan berikut.

Hal Umum       : Semua siswa SMK harus berseragam rapi dan bersih.

Hal Khusus       : Firman adalah siswa SMK.

Kesimpulan     : Firman harus berseragam rapi dan bersih.

  • Pola Nalar Induktif

Proses penalaran untuk menarik kesimpulan berdasarkan pernyataan benar yang khusus ke umum. Contonya perhatikan pernyataan berikut.

Hal Khusus       : Untuk hidup, manusia membutuhkan udara

Hal Khusus       : Untuk hidup, hewan membutuhkan udara

Hal Khusus       : Untuk hidup, tumbuhan membutuhkan udara        

Kesimpulan     : Untuk hidup, mahluk hidup membutuhkan udara

Manfaat Belajar Logika dalam kehidupan sehari-hari

Beberapa manfaat yang akan didapatkan setelah mempelajari logika antara lain sebagai berikut.

  • Membuat daya pikir menjadi lebih tajam dan menjadikannya lebih berkembang, serta menimbulkan disiplin intelektual.
  • Menjaga supaya kita selalu berpikir benar menggunakan asas-asas sistematis.
  • Membuat setiap orang berpikir cermat, objektif, dan efektif dalam berkomunikasi.
  • Membantu kita untuk berpikir lurus, tepat dan teratur. Dengan berpikir demikian dapat memperoleh kebenaran dan terhindar dari kesesatan bernalar.